3 Alasan SOP Bisnis Kuliner Anda Tumpul

Bagikan :

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Bagikan :

Silahkan tunda dulu keinginan Anda untuk Scaleup jika 3 hal ini belum ada pada SOP di bisnis Anda. Silahkan simak baik-baik, pelan-pelan, lalu tinggalkan pertanyaan dikolom komen jika ada yang ingin Anda tanyakan.

“In any business, SOPs are the building blocks of success. Without clear subjects, objectives, and triggers, SOPs lose their purpose and become mere paperwork.”
– Agung Haryadi, Franchise Consultant

SOP atau Standard Operating Procedure adalah instrumen penting dalam mengelola bisnis kuliner dengan efisiensi dan konsistensi. Namun, dalam banyak kasus, SOP bisnis kuliner bisa saja menjadi tumpul dan kehilangan efektivitasnya. Beberapa alasan yang mungkin menyebabkan SOP bisnis kuliner menjadi tumpul adalah ketidakjelasan subjek, tujuan yang tidak terdefinisi dengan baik, dan ketidaktelitian dalam mengidentifikasi trigger atau pemicu dijalankannya SOP. Dalam artikel ini, kami akan menggali lebih dalam tentang ketiga alasan ini dan memberikan contoh serta kutipan bisnis yang relevan.

1. Subjek SOP yang Tidak Jelas

Salah satu alasan utama mengapa SOP bisnis kuliner dapat menjadi tumpul adalah ketidakjelasan subjek dalam SOP tersebut. Sebuah SOP seharusnya mencakup tiga pihak penting: Pembuat SOP, Pelaksana SOP, dan Penanggung Jawab SOP (atasan). Jika salah satu pihak ini tidak diidentifikasi secara jelas, maka akan sulit untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas pelaksanaan langkah-langkah dalam SOP. Ketidakjelasan ini dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan dalam implementasi, yang pada akhirnya dapat merusak operasi bisnis kuliner.

Contoh: Misalkan dalam sebuah restoran, ada SOP untuk pemeriksaan kebersihan dapur setiap pagi. Namun, tidak ada penunjukan tugas secara eksplisit siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Akibatnya, tak seorang pun merasa bertanggung jawab, dan akhirnya dapur seringkali tidak diperiksa dengan cermat.

2. Tujuan SOP yang Tidak Terdefinisi dengan Baik

SOP haruslah memiliki tujuan yang jelas dan terukur agar bisa dinilai keberhasilannya. Jika tujuan utama dibuatnya SOP tidak ditentukan dengan baik, maka SOP tersebut bisa kehilangan fokus dan menjadi tidak efektif. Tujuan yang jelas membantu mengarahkan kegiatan bisnis kuliner secara konsisten, memastikan setiap langkah dalam proses memiliki alasan dan memberikan nilai tambah yang nyata.

Contoh: Sebuah kafe memiliki SOP tentang pelayanan pelanggan. Namun, tujuan dari SOP tersebut tidak dijelaskan secara tegas. Apakah tujuannya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, meningkatkan kecepatan layanan, atau meningkatkan penjualan? Tanpa tujuan yang jelas, SOP mungkin hanya menjadi sekadar formalitas yang tidak memberikan manfaat konkret bagi bisnis.

3. Ketidaktelitian dalam Mengidentifikasi Trigger SOP

Trigger atau pemicu adalah momen atau situasi yang memicu pelaksanaan SOP. Identifikasi trigger yang tepat adalah kunci dalam menjalankan SOP sesuai kebutuhan. Jika trigger tidak diidentifikasi dengan baik, SOP bisa dijalankan terlalu sering atau terlalu jarang, yang akan menyebabkan ketidaksempurnaan dalam operasi bisnis.

Contoh: Sebuah restoran cepat saji memiliki SOP untuk penggantian minyak dalam deep fryer. Trigger yang terdefinisi adalah “ganti minyak setiap hari.” Namun, karena volume penjualan tidak selalu sama setiap hari, mengganti minyak setiap hari mungkin terlalu sering jika restoran sedang sepi. Akibatnya, biaya operasional meningkat tanpa alasan yang jelas.

Dengan mengevaluasi kembali SOP bisnis kuliner Anda, pastikan bahwa subjeknya jelas, tujuannya terdefinisi dengan baik, dan trigger atau pemicunya diidentifikasi secara tepat. Dengan memperbaiki ketiga aspek ini, Anda dapat mengasah kembali SOP Anda dan meningkatkan efisiensi serta konsistensi dalam bisnis kuliner Anda.

Rekomendasi :

Bagi Anda yang tertarik untuk memperdalam pengetahuan mengenai skema bisnis franchise, kami sarankan untuk mengikuti program “FranchiseBlueprint Workshop” dengan cara klik link-nya di sini. Program ini akan diadakan di 6 kota sepanjang tahun 2023 dan akan dipandu oleh Coach Agung Haryadi, seorang ahli dalam bidang skala bisnis waralaba. Dengan mengikuti workshop ini, para calon franchisee dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang cara sukses dalam mengembangkan bisnis waralaba. Selamat mencoba dan semoga sukses dalam perjalanan bisnis waralaba Anda!